KRI Usman-Harun-359 TNI Angkatan Laut. Singapura mengajukan protes karena nama Usman dan Harun
mereka nilai bisa menyakiti hati rakyatnya yang menjadi korban peledakan
MacDonald House di Orchad Road pada 10 maret 1965 silam.
Indonesia tegas-tegas tak mau mengubah
nama itu. Singapura memang menganggap Usman dan Harun sebagai teroris. Namun
tidak bagi Indonesia, kedua prajurit Korps Komando Operasi (KKO-sekarang
marinir) itu adalah pahlawan nasional. Namanya sangat layak diabadikan.
Kapal
perang kelas korvet dengan bobot 1.940 ton ini juga dilangkapi meriam Oto
Melara 76mm sebagai pertahanan. Meriam ini dapat digunakan sebagai pertahanan
atas tembakan kapal lawan dan menargetkan serangan udara. Terpasang di dek
bagian depan. Senjata ini mampu menembakkan 110 butir amunisi dengan jarak
tembak sejauh 16 km. Terdapat juga dua peluncur torpedo triple tube kaliber
324mm.
Dari jenis
senjata yang disebutkan tadi, semua sudah bukan barang baru bagi awak kapal
tempur TNI AL, kecuali satu, yaitu rudal anti serangan udara Mica. Alasannya
jelas, bahwa seumur-umur SAM VLS belum pernah digunakan TNI AL.
Keunggulan
lainnya, kapal ini memiliki sensor dan radar jammer yang lihai memantau
pergerakan kapal musuh. Thales Sensors Cutlass 242 dan Scorpion radar jammer
ini mampu mencegah serangan dari kapal musuh.
Sebagai
alat penggerak, kapal ini dilengkapi empat mesin MAN 20 RK270 yang dipasang di
kedua sisi kapal. Sehingga, kapal ini mampu melesat dengan kecepatan hingga 30
knot.
Jika KRI Usman-Harun-359 berada 25 mil
laut dari perairan kedaulatan Singapura, peluru kendali buatan Prancis
berkecepatan suara itu perlu waktu kurang dari 10 detik untuk mengenai sasaran
di negara pulau itu sejak diluncurkan dari tabung peluncurnya di kapal.
Bagikan
KRI Usman-Harun Yang Diprotes Singapore
4/
5
Oleh
Chanel-army